Kamis, 12 November 2020

Review Webinar Sarasehan Pancasila Nasional ke – 11

Nama : SOFI LAILATUL Z

NIM    : 180110301029

Tugas : Review Webinar Sarasehan Pancasila Nasional ke – 11

 

“ Kompetisi Olahraga Antar Negara: Refleksi Sportivitas dan Nasionalisme   

Olahraga merupakan salah satu disiplin ilmu ilmu murni seperti disampaikan kepala bidang kajian bidang kajian lain ini sangat menarik tidak didalam untuk meningkatkan prestasi olahraga salah satunya adalah secara Psikologi dan masih banyak ilmu lain yang sebenarnya itu untuk mendukung ilmuwan di bidang olahraga itu walaupun saat ini olahraga mungkin di Fakultas Ilmu keolahragaan bidang kajiannya hanya pendidikan habis itu bagaimana mencetak atlet berbicara tentang konsep-konsep yang lain pada pagi hari ini hari ini bisa membuka wawasan kita semua Bagaimana prestasi olahraga itu bisa dibangun yang berikutnya ada Sebutkan karakter itunya dalam olahraga dan kehidupan sehari-hari terkait olahraga itu merupakan miniatur dari kehidupan kita sehari-hari, Cara cepat-cepat pertandingan ini yang kaitanya dengan prestasi olahraga sebagai wujud eksistensi suatu bangsa dikatakan juga bahwa Bagaimana dalam "Ambisi Karno untuk menunjukkan Indonesia itu ada melalui olahraga ini salah satu contoh daftar peringkat Olimpiade Rio Brazil tahun 2016 tingkat 1 Olimpiade Inggris Raya 1.

Olahraga di Indonesia itu ada dua hal tujuannya yang pertama untuk prestasi yang berikutnya adalah untuk membangun sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Inilah momen lagu kebangsaan dikumandangkan di luar negeri selain Pak Presiden melakukan kunjungan ke negara lain yang berikutnya adalah olahraga sebagai salah satu metode atau salah satu cara untuk membangun generasi bangsa dengan keilmuan yang lain juga bahwa olahraga itu salah satu tindakan preventif untuk menjadikan manusia yang sehat baik secara jasmani maupun rohani.  Dalam  kajian olahraganya kalau kita sampaikan bahwa tujuan olahraga itu untuk mencapai prestasi faktor itu ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal nya di bidang-bidang kajian  faktor internal dan eksternal. Mengenai sarana dan prasarana dan faktornya dari sudut pandang keamanan sudut pandang kesehatan dan sebagainya tetapi ketidakjelasan ketidakjelasan itu menjadikan hasil prestasi kita di dunia internasional dan mulai dari taktik strategi dan fisik atlet ini sangat dipengaruhi oleh sosiologi masyarakatnya masing-masing masih terkait dengan pemetaan atletnya karema minimnya peminatan menjadi atlet. 

Olahraga ini mempunyai posisi yang cukup strategis dalam aplikasi atau implikasi dari Nasionalisme, tentang nasionalisme dan olahraga kalau kita merujuk Catatan sejarah kita bisa memulainya bahkan sebelum Indonesia merdeka yang pertama kita bisa bicara tentang dunia 1938 di Prancis. Di Piala Dunia 1938 artis saat itu namanya masih Hndia Belanda yang mendapat undangan dari Viva untuk menghadiri Piala Dunia 1938 , ini merupakan piala dunia yang ke-3. Kemudian PSSI yang berdiri 8 tahun sebelum undangan diberikan menyiapkan tim untuk datang berpartisipasi di Piala Dunia 1938 namun,  dalam perjalanannya pada saat ini mengalami  konflik dengan nipu-nipu ini tapi organisasi sejenis dengan PSSI yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda. Pada tahun 1938,  ada Gentlemen agreement atau kesepakatan tapi kemudian nipu di tengah jalan mengingkari kesepakatan sehingga  yang berangkat ke Piala Dunia  itu adalah Belanda. 

PSSI sejak tahun 1932, melaksanakan  kongres kedua mereka menegaskan bahwa lewat sepak bola inilah perjuangan nasionalisme Indonesia salah satunya akan dimulai, sehingga  PSSI menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa organisasi yang mana secara legal saat itu dilarang mengambil sikap seperti itu.  Itulah salah satu momen penting bagaimana awal olahraga ini menjadi perwujudan sifat nasionalisme walaupun tidak ikut campur dengan tim yang bermain di Piala Dunia itu.  Ada beberapa penduduk Bumi Putra yang mengambil bagian di Piala Dunia,  nama yang cukup terkenal adalah nama dokter Soetta Nawir ia benar-benar dokter orang yang dipercaya menjadi kapten tim. Ketika dia selesai Piala Dunia kemudian buka praktek dokter di Surabaya.  Ada lagi satu dari Ambon namanya bisa ke Pati well juga orang Bumiputera orang-orang Ambon yang masuk ke dalam tim itu. Dalam hal ini sepak bola  terus berkembang menjadikan sepak bola sebagai salah satu wadah nasionalisme kemudian kita berlanjut pada waktunya manfaatkan dengan baik.

Indonesia sedang mengalami keadaan yang tidak baik baik saja yang disebabkan oleh Revolusi Fisik yang selesai tahun 1950.  Indonesia dibawah Bung Karno ingin menunjukkan kepada kepada Asia khususnya  kepada Indonesia sendiri bahwa  Indonesia memiliki potensi sehingga menjadi bagian dari Asian Games tahun 1951. Saat itu yang tampil sebagai pelatih adalah seorang yang berasal dari Singapura  terkait dengan pergaulan Indonesia di pentas internasional. Hubungan Indonesia dengan Tiongkok menjadikan Indonesia dipercaya menjadi Tim Nasional Indonesia selain karena hal teknis ada juga kedekatan kedekatan politik. Setelah Indonesia merdeka, baru aktif kembali pada tahun 1950 saat itu ketua PSSI -nya adalah Maladi dari Solo.  Pada tahun 1951 yang pertama adalah mengajukan diri untuk menjadi anggota FIFA dan diizinkan. Di tahun itu pula PSSI berupaya keras untuk membawa nama Indonesia lewat sepak bola di ajang internasional dan negara bekerja sama untuk mengirim tim tampil di Asian Games pada tahun  1951 yang digelar di India.

 Asian Games 1954 yang digelar di Manila karena Tim Nasional Indonesia tidak begitu sukses di Asian Games sebelumnya diganti ada nama seorang yang berasal dari Uni Soviet. Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur ini adalah negara penguasa sepak bola.  Ketua umum PSSI baru sebelumnya pernah menjadi pasukan cakrabirawa Pasukan Pengawal pribadi Soekarno dikenal sebagai presiden Bung Karno ini benar-benar punya visi yang besar terhadap sepakbola Indonesia di kemudian hari dengan menunjuk Adul Wahab sebagai ketua umum PSSI selanjutnya.

Indonesia melawan Uni Soviet di Olimpiade Melbourne 1956 ada sebelum perjalanan Indonesia ke Olimpiade  ada  babak kualifikasi Indonesia ini harus berhadapan dengan Taiwan sedangkan Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Taiwan yang  masih menjadi bagian dari Tiongkok.  Indonesia menolak melawan menolak pertandingan melawan Taiwan karena mereka tidak mempunyai hubungan diplomatik itu yang alasan pertama yang alasan kedua adalah bisa digelar tapi Indonesia tidak mau ada bendera Taiwan atau kebangsaan Taiwan dikumandangkan sebelum pertandingan tak jelas bahwa politik kedekatan Indonesia. Akhirnya hewan anoa bertanding melawan Indonesia dan Indonesia yang lolos ke putaran final olimpiade 1956 padahal seandainya pertandingan ini digelar Indonesia kalah dari hewan karena kedekatan Bung Karno dengan Tiongkok lalu hubungan politik membuat pertandingan tidak bisa digelar selanjutnya .

 Pada Piala Dunia 1958 di tempat ketiga yang menarik ini sebenarnya Asian Game tapi yang menarik adalah kualifikasi Piala Dunia 1958 Indonesia satu langkah lagi bermain di piala dunia dengan nama Indonesia bukan lagi Hindia Belanda lawan yang dihadapi adalah Israel hampir sama kasus seperti lawan Thailand.  Tapi kali ini posisinya berbalik Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel.  Israel tidak berkenan bertanding melawan Indonesia jika bendera mereka dan lagu kebangsaan mereka tidak dikumandangkan. Pandangan dalam hal ini yang pertama adalah Indonesia berpihak kepada Palestina dan situasi negara Timur Tengah saat itu adalah Israel belum mendapat banyak dukungan dari negara-negara Arab dan perbedaan kepada negara-negara Arab karena patut kita ketahui ketika Indonesia merdeka negara-negara dari Timur Tengah seperti Mesir itulah yang pertama kali memberikan pengakuan terhadap Indonesia. Berbeda  bertanding melawan Israel tidak memberikan izin kepada tim nasional indonesia bermain melawan Israel akhirnya digelar tentara Israel lah yang kemudian tampil di Piala Dunia. Hal tersebut tidak hubungannya dengan nasionalisme Indonesia tapi  prinsip nasionalisme Indonesia berada  pergaulan internasional adalah bagian dari sistem pencernaan kita paling nyata dari nasionalisme Indonesia di bidang olahraga 

Asian Games 1962 di Jakarta sebenarnya sudah memerintahkan jajarannya dalam hal ini menteri olahraga untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Asian Games sejak 2 edisi sebelumnya tetapi kalah dari sama pada kesempatan ketiga Nila bisa mewujudkan besarnya untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games. Dalam pelaksanaannya jelas membutuh uang untuk Asian Games. Salah satu beberapa media internasional juga menyebutkan melaporkan bahwa Asian Games sedang berada di ambang kehancuran karena Indonesia memang situasi ekonominya.  Suksesnya Indonesia di Asian Games Indonesia menjadi hanya kalah dari Jepang dalam perolehan medali yang sekali tapi Tim Nasional Indonesia justru tersingkir dari fase grup karena saat itu ada skandal senayan  ini adalah terbesar saat itu sebelum Indonesia tampil di Asian Game itu.

 Ada beberapa pertandingan uji coba lawan Malaysia dan lawan Vietnam terjadi Indonesia bermain saat hanya bahkan kalah pada 1956 sebagai sebuah ilustrasi tapi satu pemain pertandingannya mendapatkan upah Rp. 25 tarian pemberi suap itu senilai Rp. 2.500 jadi sangat tinggi. Kemudian membuat kegagalan Indonesia Timnas sepak bola Indonesia di Asian Games ini adalah momen yang sangat bagi sepak bola Indonesia yang kesempatan sebelumnya berhasil menembus peringkat ketiga Asian Game tapi berakhir dengan tragis karena tuan rumah sendiri.  Ada sebuah Ironi ketika Bung Karno mencanangkan bahwa Asian Game inilah yang harusnya menjadi kakak ini kita membusungkan dada sebagai warga Indonesia kita bisa menjadi tuan rumah yang baik tapi ternyata Justru malah tidak berbanding lurus dengan PSSI selanjutnya dibalik Asian Games.

Dua modal yang dipakai Bung Karno yang pertama adalah pampasan perang dari Jepang yang dipakai untuk Membangun fasilitas fasilitas Asian Games selanjutnya adalah dukungan dari Uni Soviet Uni Soviet ini mengirim pekerja pekerja kasar arsitek dan Insinyur Insinyur nya Membangun fasilitas fasilitas olahraga salah satunya adalah stadion utama Gelora Bung Karno. Dalam perjalanan sejarah sepak bola membuktikan bahwa rasa nasionalisme tidak hanya dibangun melalui pengenalan budaya akan tetapi dalam cabang olahraga juga berperan  didalamnya, sepak bola selain ajang kompetisi dan juga sebagai media memperkenalkan kepada kancah dunia lewat kompetisi sepak bola.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar