Masa Pandemi yang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia telah memaksa merubah tradisi setiap negara. Perubahan yang terjadi pada beberapa aspek tak terkecuali sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Selain itu yang paling mencolok terdampak pandemi adalah sistem perekonomian termasuk para pelaku ekonomi, kegiatan berdagang yang dibatasi setiap pengunjungnya, beberapa perusahaan yang melakukan PHK kepada karyawannya dan memberikan dampak kepada pendidikan anak – anaknya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, lockdown, work from home, new normal hingga PPKM yang berlapis level untuk menekan penyebaran virus COVID - 19.
Di dalam dunia pendidikan mau tidak mau juga harus
bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru yaitu dengan pemanfaatan teknologi
sebagai pendukung pembelajaran berbasis teknologi ini. Hal ini memang tidak
mudah, karena tidak semua siswa kemampuannya sama baik di bidang ekonomi maupun
kapasitas berfikir. Oleh karena itu, banyak kendala yang dialami di dalam dunia
pendidikan.
Dampak penyebaran virus ini berhasil memasuki desa –
desa yang tak terkecuali sebagian besar desa di Kabupaten Banyuwangi. Desa
Wringinagung Kecamatan Gambiran merupakan salah satu desa yang terdampak
sehingga seluruh kegiatan ekonomi dan pendidikan harus sesuai dengan anjuran
pemerintah. Secara
geografis, Desa Wringinagung merupakan salah satu dari 6 desa yang ada di
Wilayah Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
Kecamatan Gambiran adalah suatu wilayah kecamatan yang terletak di sebelah
selatan dari Kabupaten Banyuwangi. Desa Wringinagung adalah sebuah desa yang
ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi letaknya di tengah, tepatnya kurang lebih
48 km di sebelah selatan Kota Genteng dan sebelah barat dari Kota Jajag. Desa
ini terdiri dari 4 dusun, antara lain Dusun Jatisari, Dusun Glowong, Dusun
Sumberjaya dan Dusun Sumberjo. Secara geografis Desa Wringinagung merupakan
kawasan pemukiman dan persawahan. Adapun batas wilayah Desa Wringinagung adalah
sebagai berikut:
A.
Sebelah
Barat : Desa Tegalsari Kecamatan Tegalsari
B.
Sebelah
Timur : Desa Jajag
C.
Sebelah
Selatan : Desa Purwodadi
D.
Sebelah
Utara : Desa Yosomulyo
Sedikit
gambaran mengenai Desa Wringinagung, desa ini merupakan salah satu desa pecahan
dari Desa Jajag yang resmi berdiri pada tahun 1995. Nama Wringinagung ini
diberikan dengan harapan seluruh masyarakat yang ada di desa ini bisa hidup
makmur. Kata Wringinagung diambil dari kata “Wringin” yang berarti pohon
beringin dan “Agung” yang berarti besar.
Keadaan sosial demografi Desa Wringinagung yang meliputi jumlah penduduk
ini pada tahun 2020 sebanyak 7.689 orang yang terbagi dalam 4 dusun diatas.
Mayoritas agama yang dianut adalah Islam yaitu sekitar 97,71 % dari pendudk
desa dan sisanya terdiri dari agama Protestan, Hindu, Budha, Khatolik dan
lainnya. Meskipun memiliki latar belakang yang berbeda, mereka dapat hidup
dalam keberagaman. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa adalah petani
karena memang lahan pertanian lebih luas dibandingkan dengan pemukiman. Luas
keseluruhan Desa Wringinagung mencapai 619,9ha yang terbagi dalam berbagai
fungsi wilayah yaitu pemukiman, tanah persawahan, tanah perladangan,
pekarangan, jalan, kuburan dan lain-lain. Selain itu ada 3 tempat rekreasi dan
olahraga yang terkenal baru baru ini yaitu Alam Indah Lecari / Jajang Sebarong.
Gambar 1: Potensi Desa Wringinagung
Selain
itu ada sarana dan prasarana lain yang ada di Desa Wringinagung yaitu kesehatan, pemerintahan dan pendidikan. Dalam
bidang pendidikan terdapat 4 Gedung TK, 5 Gedung SD, 2 Gedung SMA (1 SMA dan 1
SMA LB) 1 Pondok Pesantren dan gedung SMK Muhammadiyah 9.
Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) ini memberikan dampak yang besar bagi sistem pendidikan. Tidak
sedikit orang tua yang mengeluh karena keterbatasan orang tua dalam bidang
intelektual belum bisa mendampingi anak dalam belajar khususnya siswa Sekolah
Dasar. Pembelajaran daring ini dinilai kurang efektif, materi
yang diberikan belum tentu dapat memahamkan. Semangat siswa semakin menurun
dengan melampiaskan semua pertanyaan yang belum dipahami dalam materi kepada
Google, atau karena mereka merasa bosan sehingga lebih memilih membuka aplikasi
lain seperti game online. Selain itu, penggunaan media elektronik sekarang
diperlukan untuk siswa tingkat SD untuk mendukung AKM yang sejatinya belum
semua siswa dapat mengoperasikannya dengan baik, sehingga perlu adanya
pembimbingan dalam penggunaannya.
Gambar 2:
Pendampingan pengoperasian laptop siswa SD
PROGAM KERJA
Pelaksanaan KKN Back to Village III ini mulai
dilakukan pada tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 dengan menjalankan
beberapa progam kerja. Metode pelaksaan yang digunakan untuk mengatasi
permasalahan pada sasaran yaitu dengan mengadakan pelatihan – pelatihan dan
pendampingan belajar dengan mengoptimalkan pemanfaatkan teknologi bagi sasaran
yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Literasi tidak hanya membaca akan tetapi juga bagaimana
individu dapat mengekspresikan dirinya melalui tulisan dan karya sastra lainya.
Maka dari itu, literasi penting sekali dalam mendukung proses belajar, tingkat
membaca yang perlu ditanamkan kembali kepada anak – anak. Pembentukan bimbingan
belajar yang dilakukan selama 5 kali dalam seminggu yang diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam menyalurkan semangat siswa dalam sadar literasi sejak dini. Selain
itu, perlunya diskusi kolaborasi antara siswa dan orang tua dalam pengawasan
penggunaan media elektronik dengan baik dan benar sehingga tidak ada pihak yang
dirugikan. Penjabaran mengenai cara atau metode yang digunakan untuk mencapai
tujuan antara lain seperti memberikan pelatihan penggunaan beberapa platform
seperti Google Classroom, aplikasi Canva untuk membatu proses pembelajaran
online. Pengenalan beberapa aplikasi dan praktik menggunakan media elektronik
seperti laptop juga diperlukan untuk proses belajar dan juga mendukung kegiatan
AKM (Asesmen
Kompetensi Minimum). Pembelajaran tatap muka
mulai diberlakukan di SDN 3 Wringinagung dengan terjadwal, protokol kesehatan
yang ketat, penggunaan double masker, membawa hand sanitizer hingga duduk yang
berjarak.