Senin, 16 Agustus 2021

KKN BTV-3 UNEJ KELOMPOK 01 : PEMANFAATAN TEKNOLOGI SEBAGAI PENDUKUNG LITERASI PADA MASA PANDEMI DI DESA WRINGINAGUNG, KECAMATAN GAMBIRAN BANYUWANGI.

 Masa Pandemi yang terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia telah memaksa merubah tradisi setiap negara. Perubahan yang terjadi pada beberapa aspek tak terkecuali sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Selain itu yang paling mencolok terdampak pandemi adalah sistem perekonomian termasuk para pelaku ekonomi, kegiatan berdagang yang dibatasi setiap pengunjungnya, beberapa perusahaan yang melakukan PHK kepada karyawannya dan memberikan dampak kepada pendidikan anak – anaknya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah, lockdown, work from home, new normal hingga PPKM yang berlapis level untuk menekan penyebaran virus COVID - 19.

Di dalam dunia pendidikan mau tidak mau juga harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru yaitu dengan pemanfaatan teknologi sebagai pendukung pembelajaran berbasis teknologi ini. Hal ini memang tidak mudah, karena tidak semua siswa kemampuannya sama baik di bidang ekonomi maupun kapasitas berfikir. Oleh karena itu, banyak kendala yang dialami di dalam dunia pendidikan.

Dampak penyebaran virus ini berhasil memasuki desa – desa yang tak terkecuali sebagian besar desa di Kabupaten Banyuwangi. Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran merupakan salah satu desa yang terdampak sehingga seluruh kegiatan ekonomi dan pendidikan harus sesuai dengan anjuran pemerintah. Secara geografis, Desa Wringinagung merupakan salah satu dari 6 desa yang ada di Wilayah Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Gambiran adalah suatu wilayah kecamatan yang terletak di sebelah selatan dari Kabupaten Banyuwangi. Desa Wringinagung adalah sebuah desa yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi letaknya di tengah, tepatnya kurang lebih 48 km di sebelah selatan Kota Genteng dan sebelah barat dari Kota Jajag. Desa ini terdiri dari 4 dusun, antara lain Dusun Jatisari, Dusun Glowong, Dusun Sumberjaya dan Dusun Sumberjo. Secara geografis Desa Wringinagung merupakan kawasan pemukiman dan persawahan. Adapun batas wilayah Desa Wringinagung adalah sebagai berikut:

A.    Sebelah Barat : Desa Tegalsari Kecamatan Tegalsari

B.     Sebelah Timur : Desa Jajag

C.     Sebelah Selatan : Desa Purwodadi

D.    Sebelah Utara : Desa Yosomulyo

Sedikit gambaran mengenai Desa Wringinagung, desa ini merupakan salah satu desa pecahan dari Desa Jajag yang resmi berdiri pada tahun 1995. Nama Wringinagung ini diberikan dengan harapan seluruh masyarakat yang ada di desa ini bisa hidup makmur. Kata Wringinagung diambil dari kata “Wringin” yang berarti pohon beringin dan “Agung” yang berarti besar.  Keadaan sosial demografi Desa Wringinagung yang meliputi jumlah penduduk ini pada tahun 2020 sebanyak 7.689 orang yang terbagi dalam 4 dusun diatas. Mayoritas agama yang dianut adalah Islam yaitu sekitar 97,71 % dari pendudk desa dan sisanya terdiri dari agama Protestan, Hindu, Budha, Khatolik dan lainnya. Meskipun memiliki latar belakang yang berbeda, mereka dapat hidup dalam keberagaman. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat desa adalah petani karena memang lahan pertanian lebih luas dibandingkan dengan pemukiman. Luas keseluruhan Desa Wringinagung mencapai 619,9ha yang terbagi dalam berbagai fungsi wilayah yaitu pemukiman, tanah persawahan, tanah perladangan, pekarangan, jalan, kuburan dan lain-lain. Selain itu ada 3 tempat rekreasi dan olahraga yang terkenal baru baru ini yaitu Alam Indah Lecari / Jajang Sebarong.



Gambar 1: Potensi Desa Wringinagung

Selain itu ada sarana dan prasarana lain yang ada di Desa Wringinagung yaitu  kesehatan, pemerintahan dan pendidikan. Dalam bidang pendidikan terdapat 4 Gedung TK, 5 Gedung SD, 2 Gedung SMA (1 SMA dan 1 SMA LB) 1 Pondok Pesantren dan gedung SMK Muhammadiyah 9.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini memberikan dampak yang besar bagi sistem pendidikan. Tidak sedikit orang tua yang mengeluh karena keterbatasan orang tua dalam bidang intelektual belum bisa mendampingi anak dalam belajar khususnya siswa Sekolah Dasar. Pembelajaran daring ini dinilai kurang efektif, materi yang diberikan belum tentu dapat memahamkan. Semangat siswa semakin menurun dengan melampiaskan semua pertanyaan yang belum dipahami dalam materi kepada Google, atau karena mereka merasa bosan sehingga lebih memilih membuka aplikasi lain seperti game online. Selain itu, penggunaan media elektronik sekarang diperlukan untuk siswa tingkat SD untuk mendukung AKM yang sejatinya belum semua siswa dapat mengoperasikannya dengan baik, sehingga perlu adanya pembimbingan dalam penggunaannya.

 

 


                                                       

Gambar 2: Pendampingan pengoperasian laptop siswa SD

PROGAM KERJA

Pelaksanaan KKN Back to Village III ini mulai dilakukan pada tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 dengan menjalankan beberapa progam kerja. Metode pelaksaan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan pada sasaran yaitu dengan mengadakan pelatihan – pelatihan dan pendampingan belajar dengan mengoptimalkan pemanfaatkan teknologi bagi sasaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Literasi tidak hanya membaca akan tetapi juga bagaimana individu dapat mengekspresikan dirinya melalui tulisan dan karya sastra lainya. Maka dari itu, literasi penting sekali dalam mendukung proses belajar, tingkat membaca yang perlu ditanamkan kembali kepada anak – anak. Pembentukan bimbingan belajar yang dilakukan selama 5 kali dalam seminggu yang diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menyalurkan semangat siswa dalam sadar literasi sejak dini. Selain itu, perlunya diskusi kolaborasi antara siswa dan orang tua dalam pengawasan penggunaan media elektronik dengan baik dan benar sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Penjabaran mengenai cara atau metode yang digunakan untuk mencapai tujuan antara lain seperti memberikan pelatihan penggunaan beberapa platform seperti Google Classroom, aplikasi Canva untuk membatu proses pembelajaran online. Pengenalan beberapa aplikasi dan praktik menggunakan media elektronik seperti laptop juga diperlukan untuk proses belajar dan juga mendukung kegiatan AKM (Asesmen Kompetensi Minimum). Pembelajaran tatap muka mulai diberlakukan di SDN 3 Wringinagung dengan terjadwal, protokol kesehatan yang ketat, penggunaan double masker, membawa hand sanitizer hingga duduk yang berjarak.