Jumat, 16 Oktober 2020

REVIEW SEJARAH PEDESAAN

 

NAMA  : SOFI LAILATUL ZAHRO

NIM      :  180110301029

REVIEW MATERI

Desa yang ada di Indonesia sangat beragam, dengan peribahasa yang terkenal adalah desa mawa cara, negara mawa acara yang mana dengan singkatnya adalah setiap daerah memiliki khas atau tradisi yang berbeda sehingga menciptakan aturan dan keunikan masing – masing. Di Jawa tanah didasarkan pada penguasaan lahan pertanian, ini yang kemudian disebut dengan Involusi pertanian, dibagi – dibagi  dan diturunkan kepada anggota keluargannya, berbeda dengan Komunis yang menganggap tanah dimiliki oleh tuan tanah. Desa merupakan satuan masyarakat yang mana di dalamnya terdapat 3 unsur yaitu rangkah (wilayah), darah (satu keturunan), dan warah (ajaran atau tata hidup atau pergaulan sebagai masyarakat desa) sedangkan menurut Bintarto desa memiliki tiga unsur yaitu :

1.      Daerah, suatu desa harus memiliki wilayah , daerah yang mana menjadi tempat tinggal penduduk, selain itu juga sebagai tempat mata pencaharian penduduk.  Dalam arti tanah – tanah yang bias menjadi lahan produksi dan tidak yang penggunaannya termasuk juga lokasi, luas dan batas merupakan lingkungan geografis setempat.

2.      Penduduk, yang meliputi jumlah penduduk, pertambahan penduduk, menganai kematian dan kelahiran, kualitas penduduk atau SDM yang berkualitas, dan persebaran penduduk.

3.      Tata kehidupan yang erat kaitannya dengan norma, adat – istiadat dan aspek budaya lainnya.

Dalam hal ini, tiga unsur tersebut saling berhubungan yang mana wilayah atau daerah sebagai tempat tinggal penduduk, sehingga di dalamnya melakukan tata kehidupan yang berkaitan dengan norma – norma. SDA ( Sumber Daya Alam ) mempengaruhi juga terhadap kehidupan ekonomi dan tingkat kemajuan. Sehingga setiap desa memiliki gheograpical setting dan human effort yang berbeda – beda. Ada desa yang SDA nya berlimpah tetapi SDM nya kurang memadai sehingga menyebabkan desa tersebut tidak maju karena keterampilan dan pendidikannya yang rendah dan sebaliknya, seharusnya SDA yang melimpah diimbangi dengan SDM yang unggul juga.

Selain itu, ada 4 unsur desa yaitu lokasi sebagai letak fisiografis mengenai jauh dekatnya desa dengan daerah seperti laut, kota, pegununggan dan lainnya, sehingga lokasi ini berkaitan dengan ekonomi pedesaan. Kedua, iklim mengenai keberadaan desa yang tergantung pada topografis permukaan laut  yang disebut dpl. Ketiga, tanah yang menentukan keberhasilan mata pencaharian yang bersangkutan dengan ekonomi bercocok tanam seperti kesesuaian terhadap tanah seperti tanah gembur, tanah kapur tanah liat dan lainnya. Keempat, air yang menjadi sumber hidrolis kehidupan yang tidak kalah penting, selain itu juga membantu irigasi, perikanan  dan kehidupan lainnya.

Persebaran desa dan ciri – ciri desa

Persebaran desa itu menggerombol, saling menjauhi antara satu dengan yang lain yang disebabkan karena fasilitas, iklim kaitannya dengan ketinggian tempat. Desa yang masyarakatnya erat sekali dengan alam. Penduduk desa merupakan suatu unit sosial dan unit kerja. Biasanya satu desa mata pencaharian sama, karena ditunjang dengan kondisi alam yang sama. Kondisi alam akan mempengaruhi mata pencaharian. Masyarakat desa yang mewujudkan suatu paguyupan atau Gemeinschaf . penggerombolah tersebut disebbakan dengan adanya kaitan alam . Menggerombolnya antara satu dengan yang lain dalam penduduk desa merupakan satu unit desa atau satu unit kerja sehingga membentuk paguyupan atau keluarga. Masyarakat desa mewujudkan suatu paguyuban dengan kekuatan ikatan kekeluargaan.

Ciri – ciri wilayah desa menurut Dirjen Bangdes ( Pembangunan Desa ) :

·         Perbandingan lahan dengan manusia cukup besar sehingga lahan di pedesaan relative luas dan sehingga kepadatan penduduk masih rendah.

·         Lapangan kerja yang dominan adalah agraris

·         Hubungan warga desa yang akrab satu sama lain

·         Tradisi lama yang masih berlaku.

Pola permukiman desa menurut Bintarto yaitu :

·         Memanjang jalan, susunan desanya mengikuti jalur – jalur jalan.

·         Memanjang sungai, susunan desanya mengikuti jalur – jalur sungai.

·         Radial, berbentuk radial terhadap gunung dan memanjang sepanjang sungai di lereng gunung.

·         Tersebar

·         Memanjang pantai

·         Memanjang pantai dan sejajar dengan kereta api

Sebelum bercocok tanam, proses cikal bakal komunitas masyarakat desa prosesnya sangat lambat. Berburu=>meramu=>menangkap ikan, hal tersebut membutuhkan hubungan dan kerja sama yang teratur dan permanen, karena masih berpindah-pindah mengikuti binatang buruannya. Maka, hal tersebut nanti yang akan mencerminkan bentuk pra masyarakat, karena masih belum teratur dan permanen. 10.000 tahun yang lalu, sifat tanaman yang terikat waktu dan terikat pada tanah yang subur dan tepi-tepi sungai atau danau, sehingga terjadi pengelompokan yaitu terjadinya hubungan yang teratur diantara masyarakat-masyarakat itu. Terciptanya symbol – symbol yang menjadi awal perasadaban mereka. Kegiatan cocok tanam menandai lahirnya fenomena desa.

Secara keilmuan  menurut ahli sosiologi Paul H Landis desa merupakan lingkungan dimana warga memiliki hubungan akrab yang bersifat informal. Menurut tujuan analisis desa itu memiliki tiga pengertian baik itu secara statistic, secara sosiofisiologi,  dan ekonomi. Sedangkan menurut Roucek dan Warren, masyarakat desa dapat dilihat dari karakteristiknya misalnya peranan kelompok primer dan factor geografis sebagai dasar pembentuk kelompok. Menurut  Piti Zimmerson factor yang menentukan masyarakat desa yaitu mata pencaharian, ukuran komonitasnya, tingkat kepadatan penduduk , lingkungannya, diferensi sosialnya, stratifikasi social, interaksi sosialnya, solidaritas sosialnya. Hal ini akan menentukan prakteknya yang sukar diterapkan karena semakin meningkatnya mobilitas masyarakatnya dan berkembangnya jalur transportasi sehingga yang terjadi adalah tipisnya antara desa dan kota.  Ciri – ciri masyarakat desa menurut Talcot Parson yaitu menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional, sebagai berikut :

1.      Efektifitas yang berhubungan dengan kasih sayang, perasaan, kesetiaan, dan kemesraan.

2.      Orientasi kolektif itu mementingkan kepentingan kebersamaan, tidak suka menonjolkan diri, tidak suka berbeda pendapat harus memperlihatkan keseragamaan dan kesamaan

3.      Partikularisme, semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakukan khusus  untuk suatu tempat atau daerah tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya hanya berlaku pada kelompok tertentu.

4.      Askripsi , berhungan dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu usaha yang tidak disengaja, namun merupakan suatu keadaan yang sudah kebiasaan atau keturunan.

5.      Kekabaran (diffuseness), suatu yang tidak jelas yang merupakan hubungan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa menggunakan Bahasa tidak langsung untuk menunjuk sesuatu, mitos.

Masyarakat desa yang masih murni yang berpengaruh dari luar sebenarnya itu ada terdapat bermacam – macam gejala yaitu tentang konflik atau pertengkaran, kontrofersi atau pertentangan , kompetisi atau persiapan. Penilaian masyarakat desa dianggap tinggi pada masyarakat yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain jadi bukan masyarakat yang senang diam tapi banyak aktivitas. Struktur masyarakat desa menurut konsep struktur dan sosial adanya hubungan yang jelas dan teratur antara orang  yang satu dengan lainnya perlu aturan main yang diakui dan dianut oleh masyarakat sekitar. Menurut Pitrin Sorokin membedakan struktur sosial menjadi :

1.      Struktur sosial vertikal yaitu berdasarkan pelapisan atau stratifikasi sosial yang akan menggambarkan kelompok sosial dalam susunan yang bersifat hierarki.

2.      Srtuktur sosial horizontal, atau diferensiasi sosial yang menggambarkan variasi keberagaman dalam pengelompokan sosial

Pola permukiman menurut Smith dan Zopf adalah berkaitan dengan hubungan spasial antara pemukiman penduduk desa yang satu dengan yang lain  dan dengan  lahan pertanian mereka. Keterkaitan factor biologis dan struktur sosial mata pencaharian, tenaga fisik menjadi factor dominan yang lebih tua dan  secara fisik lebih kuat seperti lelaki memiliki kedudukan lebih tinggi. Struktur sosial vertikal atau lapisan sosial yang merupakan gambaran dari kelompok – kelompok sosial dalam susunan hierarki yaitu  untuk mengenalinya melalui lambang status atau symbol yang berkaitan dengan semua hal yang menjadi pertanda dari suatu  lapisan sosial contohnya kekayaan, gaya hidup, keturunan dan lainnya yang dianggap mempunyai nilai dalam masa lampau.

 Klasifikasi penduduk jawa menurut Sutardjo Kartohadikusumo didasarkan pada faktor pemilikan atau penguasaan lahan pertanian:

1.      Warga desa yang memiliki lahan pertanian, rumah, dan tanah pekarangan

2.      Warga desa yang punya rumah dan tanah pekarangan 

3.      Warga desa yang punya rumah di atas pekarangan orang lain 

4.      Warga desa yang menikah dan mondok di rumah orang lain

5.      Pemuda yang belum menikah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar